May 30, 2011

12 Novembru 1991 - Viagem Sem Retorno

Husi: Deoteria Maria da Silva-Maezinha

Hau Tiu doben,
Iha 12  Novembru tinan 1991

Iha dader san madrugada ita hader no reza, hatais lao sai husi uma i la despede ita inan aman no maun alin sira hotu.

Hau Tiu doben,

Iha loron ida ne'ba, ho laran taridu, triste i tauk no la hatene atu buka ita iha ne'be los? wainhira rona inimigo sira tiru.

Momentu ne' kedas, ho matan ben, ami láo ba buka ita maibe triste liu tan wainhira ami so hetan deit imi hotu nebe lakon nia roupa nebe ema kolu sai husi imi nia isin iha rate Santa Cruz nia laran.

Puisia Timor ho Lian Tetun

Liurai Diuk - Delek 

Husi: Hugo Fernandes


Kalan-loron asu hatenu
Ema fa’an ibun-fa’an lian
Mean – matak koris nadelek
Asu hatenu lian la’ek

Liurai metan-liu rai asu maten
Liurai mutin-liurai asu maten
Mean-matak koris hakdiuk
Asu hatenu lian matek


May 27, 2011

Brief History of Timor-Leste: A History

Anthropological investigations indicate that the first people to arrive in Timor, approximately 40,000 to 20,000 years BC, were of the Vedo-Australoide type, similar to the Vedas of Ceylon. A second wave, which arrived around 3000 years BC, consisted of Melanesians, similar to those living today in Papua New-Guinea and some Pacific Islands. Probably due to the mountainous nature of the country, these new arrivals did not mix with the former inhabitants, who withdrew to the interior mountainous regions. This may be one reason why Timor-Leste has so many different languages. A third wave of people who arrived around 2500 BC consisted of 'proto-malays' - people coming from South China and North Indochina. Even today the Chinese in Timor-Leste, mainly Hakka, are one of the more important trading communities.

May 26, 2011

Wisata Kuliner - 7 Makanan Unik dari Afrika

Apapun yang anda pikirkan setelah membaca posting ini, patut diakui benua hitam menyimpan banyak keunikan mulai tradisi sampai kulinernya. Saksikan saja dan kalau berminat, rasakan kelezatannya
  1. Bushmeat

    bushmeat
    Secara singkat bushmeat dikenal sebagai daging misterius. Anda tidak akan pernah tahu apa yang berhasil mereka tangkap dan hidangkan ke depan Anda dengan label bushmeat mungkin buaya, mungkin ular, besok tikus, lusa monyet, minggu depan kucing liar, dan mungkin juga anjing liar, bisa Anda makan dengan lahap, tergantung ‘keberuntungan’ Anda.
    Negara yang sering tertimpa musibah kelaparan seperti Kenya, Pantai Gading dan Guinea, harus dapat hidup dengan cara seperti ini. Daging misterius tadi digoreng, dibakar atau direbus dan dibumbui selengkap mungkin dan kemudian disantap bersama. Menarik bukan? Anda tidak akan pernah tahu apa yang Anda makan! Mungkin itu tantangannya, dan kejutan!!

May 23, 2011

Rahasia dibalik Pelukan Lelaki

Cara pasangan mendekap Anda terkait erat dengan bagaimana perasaannya yang sesungguhnya. Simak sejumlah tips berikut ini untuk menyibak makna di balik pelukan lelaki. 

Menyelinap
Jika pasangan menyelinap dari belakang dan menempatkan lengannya di sekeliling dada Anda, itu menandakan dirinya sedang jatuh cinta. Dia menyatukan diri dengan menyelimuti tubuh Anda dengan tubuhnya, menautkan kaki, dan membiarkan Anda bersandar di tubuhnya. 

”Dengan menyelimuti punggung Anda, dia menyampaikan bahwa ia ingin menampung Anda. Dia juga memperlihatkan maskulinitasnya, yang menampilkan kekuatan dan dominasi,” ujar pakar bahasa tubuh Patti Wood, penulis Success Signals, seperti dikutip situs cosmopolitan.com. 

Mengintip Fasilitas Pendidikan di sub-distrik Atabae

Sub-distrito Atabae iha distrito Bobonaro nia ukun, fahe ba suco haat mak hanesan: Suco Atabae iha parte Sul too Leste, Suku Hataz iha parte Oeste, Suco Rairobo iha parte central no Suco Aidabaleten iha parte Norte.

Populasaun Atabae maioria koalia lian Quemaq ho diferente dialektika oi-oin iha suco ida-idak. Toos nain, natar na'in, no krau atan hola parte ba populasaun nia aktividades loro-loron. Atabae iha nia kultura no tradisaun rasik tuir gearsaun ba gerasaun ne'ebe hatuir hela, maibe seidauk hakerek didiak tuir cientifika nia doutrina.

Fasilitas Pendidikan di sub-distrik Atabae, sangat terbatas kalau tak dibilang sementara ditelantarkan. Hanya ada sebuah Sekolah Menengah Pertama, Escola Pre-Secundaria Atabae, yang berlokasi di pusat kota Railian, dengan fasilitas pendidikan yang sangat amat memprihatinkan.

May 20, 2011

Tipe Bra yang Bikin Cowo Horny

Bagaimanapun bra merupakan tameng penting bagi Anda, perlengkapan perang yang wajib Anda pikirkan apakah mendukung tampilan Anda saat maju 'berperang'. Dan Anda wajib lebih cermat memilih bra yang Anda kenakan untuk mendongkrak semangat dan gairah si dia.


May 19, 2011

Xanana Gusmao has expressed his concern and responded to the UN leaks Docs by TS on 15/05/2011

I will make a small intervention and I ask your permission to speak a little longer, because yesterday I also read a beautiful document from UNMIT.

I am happy to read Timor ‘wikileaks’, or ‘UNleaks’, which was released yesterday by Tempo Semanal. On 24 January this year, UNMIT made a presentation to their staff about ‘Democratic governance in Timor-Leste’. In it, it said that Xanana Gusmão is a big obstacle to the development of democracy in Timor-Leste.

I was very happy because they showed that they do not know Xanana Gusmão. And now, I say to all of you, and also take this opportunity to inform them, just as in 2009 I informed Australian Intelligence when they asked me why I purchased the patrol boats from China.

Xanana Gusmão was before a Marxism-Leninist, a member of the Fretilin Central Committee which claimed Marxism-Leninism as Fretilin ideology on 20 May 1977, in Laline. Those who participated in this decision that are still living are Abel Larisima, Ma Huno and Filomeno Paixão.

May 18, 2011

Diskursu PM Kay Rala Xanana Gusmão iha Seminariu Sientifiku no Kultural UNTL nian

Excelência Senhor Presidente da República

Exelência sira hotu

Magnifico Reitor

Corpo Docentes

Senhoras no Senhores

Estudantes sira

Uluk nanain, há´u agradece ba oportunidade ida né, atu ko´alia oitoan konaba ba tema ne´ebe fó mai ha´u: Construção Nação no Construção Estado.

Loron tolu tan, ita sei celebra tinan 9 ba restaurasaun independencia, nebé ita declara iha 28 Novembro 1975. Declaração Unilateral katak ita mesak mak declara-an, maibé Comunidade Internacional seidauk simu no rekonece. Foin iha 20 de Maio de 2002, mak comunidade internacional halo reconhecimento nebé ita precisa, atu bele sai membru ba Comunidade de Nações iha Mundo no, iha Setembro 2002, ita tama nudar membro ida tan iha Nações Unidas.


Menjelajahi Atambua dan Sekitarnya

Jembatan Perbatasan
Timor Leste - Indonesia
Atambua di Timor Barat adalah kota kedua bagiku setelah Dili di Timor Leste. Enam tahun menetap di kota ini menggoreskan sejuta kisah yang turut membentuk kepribadianku. Selalu ada hasrat untuk mengunjungi kota ini setiap ada waktu. Tentu, selalu senang mengunjungi tempat-tempat dulu sembari bernostalgia. Rasanya ingin menetap lagi di kota ini lebih lama, tetapi tidak tahu harus berbuat apa di kota ini? 


Menunggu Waktu di Perbatasan Mota Ain

Jembatan Loes dalam ancaman
Tiba di Mota Ain dari Dili dengan Timor Travel, terasa sangat lelah. Sepanjang perjalanan yang berliuk-liuk, berlubang-lubang, hingga menanti berjam-jam di sekitar Batuboro (Maubara) karena perluasan dan perbaikan jalan raya, menamba derita para penjelajah. Rasanya ingin turun saja di ujung Jembatan Loes, menikmati ayam bakar, jagung muda, ketupat, ikan bakar, tetapi harus kejar waktu sebelum pintu perbatasan negara ditutup. Oh ya, Jembatan terpanjang di Timor Leste itu, dalam ancaman sungai Loes, sungai terpanjang di Timor Leste. Di salah satu bagian di arah barat, dihantam arus sungai hingga miring beberapa derajat, yang mengakibatkan kendaraan lebih dari roda empat dilarang melewati jembatan itu, kendaraan roda empat boleh lewat tapi terpaksa penumpangnya turun, jalan kaki menyeberangi jembatan. 


May 16, 2011

Bedakan Antara Yahudi dan Israel

Yahudi. Bila kata itu ditanyakan pada muslim atau nasrani, seringkali ditanggapi dengan geram. Kata Yahudi memang diidentikkan dengan Israel yang menjajah Palestina. Kebencian pada Yahudi patut dipahami. Tapi apakah semua orang Yahudi patut dimusuhi? 

Penganut Yahudi sudah lama berada dan diakui keberadaannya di Indonesia. Harus diketahui, banyak orang Yahudi yang prokeadilan dan cinta kemerdekaan serta tidak suka dengan pemerintah Israel. Agar tidak benci membabibuta, harus dibedakan antara Yahudi dengan Israel.

Jalan Panjang Yahudi di Indonesia

Penganut Yahudi sudah lama ada di Indonesia. Mungkin sudah ada sejak 160 tahun lalu, saat zaman penjajahan Belanda. Jacob Saphir, merupakan pengelana Yahudi pertama yang datang ke Indonesia. 

Jacob, seperti dimuat di Jewsivirtuallibrary , datang ke Indonesia pada 1850-an. Saat itu, menurut Jacob, ada sekitar 20 keluarga Yahudi berasal dari Jerman dan Belanda yang berada di Jakarta. Kebanyakan dari mereka bekerja sebagai pedagang atau bekerja pada Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) yang menjajah Indonesia.

Saat itu para Yahudi ini dinilai tidak religius dan belum memiliki organisasi yang mempersatukan mereka. Karenanya, Jacob meminta kepada komunitas Yahudi di Amsterdam, Belanda, untuk mengutus seorang Rabbi guna mengatur orang Yahudi di Hindia Belanda (Indonesia). 

The Road Back: Abandoning Pornography

By Rory C. Reid, Ph.D
Psychologist, Licensed Clinical Social Worker



The Lord will support your efforts to overcome a pornography habit.


Pornography is increasing in popularity and accessibility, and many think of it as harmless fun. But Church leaders have consistently warned us about its destructive nature. President Gordon B. Hinckley cautioned: “Stay away from the great and terrible flood of pornography that is sweeping across the earth and makes a few men rich while it destroys many others who become enslaved to it. Stay away from it.”  

Is My Pornography Use a Problem?


By LDS Family Services
If you question whether your pornography use is a problem, compulsive or addictive, here are some questions that may help you determine if help is needed.

May 15, 2011

In Timor-Leste, UNICEF joins government child-friendly efforts to rebuild education

By Steve Nettleton

LACLUBAR, Timor-Leste, 13 May 2011 – High along the mountainous spine of Timor-Leste, one of Asia’s poorest countries, children in the remote town of Laclubar head for class. Yet the tranquil setting of this quiet place, nestled under the canopy of tall trees, masks a darker history that is only now beginning to fade.

The fact that Madalena Soares, 13, can come to class at all represents a success story of local and international cooperation. She is not only a student, but a leader, serving as president of her school’s student council. Her classroom is not ideal – a floor of earth and walls of stitched bamboo. But most other rooms here are in better condition.


May 14, 2011

Hau Beik Sala, Beik Sala, Ladiak Liu!

Husi: Anacleto. C. Ribeiro (Lian Nain Timor-oan)

Jeneral Taur Matak koalia makaas hodi sadik Governu atu muda politika nebe tenke uza Tetun iha tribunal/justisa tanba iha polemika konaba desizaun tribunal hodi hatun sentensa ba Veteranu Oan Kiak ho Alberto da Costa (Notisia TVTL, oras 20.00, 11 Marsu 2010). Kasian tebes, sekarik ema tama kadeia saugati deit tanba durubasa la hatoo lia lolos iha tribunal no tanba lian nebe uza iha tribunal laos povu nia lian inan.

Nia laos sadik deit Governu maibe nia mos sadik no fanu Timoroan hotu katak tempu too ona ba ita atu hahii no hauelok ita Lian Inan Tetun nudar identidade nasional. Lian Inan nebe tuir los hetan fatin diak maibe iha realidade sai fali hanesan oan kiak ka marjinalizadu tanba ita rasik la fo atensaun. Problema lian nee laos deit iha justisa maibe afeta sektor hotu-hotu iha moris povu nian.

"Meu Amor" Besik Ona Mai!


IHA tempo besik ita nia kantora Aida Belo sei lansa nia album foun ho hananu foun. Knanuk ne'e sei ho na'in hela (kaer metin) maibe promete hakfodak ita ho lian nakonu no kualidade muzikal. 

Ita hotu rona ona Aida nia lian lotuk no furak maibe ida ne'e dehan sei doko ita nia fuan no halo isin-fulun hamri'ik. 


May 12, 2011

Xanana Gusmao: A Hero's Journey

Full name José Alexandre 'Xanana' Gusmao. AKA 'Maun Boot' (Big Brother), AKA 'Katuas' (The Old Man).

Country: East Timor (now Timor-Leste).
Cause: Liberation of East Timor from Indonesian regime.

Background: East Timor is colonised by the Portuguese in the 16th Century. When the Portuguese leave in 1975 it appears the colony might finally gain its independence. But Indonesia invades at the end of the same year. The East Timorese begin a 24-year struggle to liberate their homeland.

Mini biography: Born on 20 June 1946 in Laleia, Manatuto, East Timor, he is the second son in a family of nine children. His parents are teachers. Gusmao is educated at the Jesuit mission of Nossa Senhora di Fatima at Dare in the hills overlooking Dili. After leaving school he works in various jobs in Dili - typist, draftsman, waterside worker and fisherman - before obtaining a permanent position in the public service and continuing his studies. While working as a journalist he takes the nom de plume 'Xanana'. The name will stick for the rest of his life.

East Timor: Geography and the History

Geography

East Timor is located in the eastern part of Timor, an island in the Indonesian archipelago that lies between the South China Sea and the Indian Ocean. East Timor includes the enclave of Oecussi, which is located within West Timor (Indonesia). After Indonesia, East Timor's closest neighbor is Australia, 400 mi to the south. It is semiarid and mountainous.

May 9, 2011

Di kala Senja - Oras Loro Malirin


1. ORAS LORO MALIRIN / TEU TANIS LAKATEU TANIS (Ketika senja / anak merpati menangis)

TANIS NA'AK NIAN INA / RO SINA SA'E RO SINA (Menangisi induknya / yg terbang pergi dengan kapal terbang).



2. TAKA SELA BA KUDA / LUN TURU BETE LUN TURU (Menaruh pelana kuda / Si gadis pun menangis)
BETE KETA LUN TURU / BA KIKAR BA MAI KIKAR (Sayang, jangan menangis / Aku akan kembali nantinya).



3. OHIN KALAN SEI RANI / AI IDA MUTU AI IDA (Malam ini masih bersama / Hinggap sedahan)
AWAN EMI AIN TASI / AIN TASI AMI AIN FOHO (besok kalian ke laut / kami ke gunung).



4. NAKUR MOTA RUA TOLU / KIAK MALUN BUKA KIAK MALUN (Menyeberangi dua-tiga sungai / Mencari Kerabat)
BUKA NETAN KIAK MALUN / TAU LORO TANIS TAU LORO (Ketika menemukannya / Menangis sepanjang hari).



6. SOSA KUDA MALIKU / RIN DI'AK KUDA RIN DI'AK (Beli kuda perhatikan / Kuda yang tangkas dan kuat)
MONU TA'U LA SUKAT / RIN DI'AK KUDA RIN DI'AK (Ketika jatuh ke dalam lumpur / Kuda itu tetap bertenaga).



7. TALI TELIK NAKLAMAT / MAUDEMU FATUK MAUDEMU (Tali telik =sejenis tanaman merambat lebat / di Fatuk Maudemu= nama tempat di pegunungan Belu Utara)
SOE HAKON SOE LAIN / MAUDEMU FATUK MAUDEMU (Terhempas jauhlah rambatannya ke mana-mana / Tetaplah dari akarnya di Fatuk Maudemu).



8. AWAN ATU BA ONA / SA MODI SOLOK SA MODI (Besok, kamu akan pergi / Apa yang hendak kami titipkan untuk engkau bawakan)
LA SOLOK SA IDA / KAER LIMAN SURAK KAER LIMAN (Kami tidak mengirim apa-apa / yang penting kita bisa berjabatan tangan).



9. MATAN DATO SELU-SELUK / LA TO'O SULI LA TO'O (Sumber air yang lain / tidaklah mengalir sampai ke laut)
MATAN DATO LAHURUS, SAI TASI SULI SAI TASI (Sumber Bangsawan Lahurus / Mengalir sampai ke laut).



10. HALI ITA RAI BELU / LEON DI'AK HALI LEON DI'AK (Beringin kita tanah Belu / naungannya sungguhlah baik)
HAKON SORIN LEO FETO (wanita) / LEO FETO SORIN LEO MANE (Separuh dahannya menaungi utara, separuh lagi menaungi selatan (pria).



11. KUKUR BOTU TARUTU / MAI ONA TINAN MAI ONA (Guntur menderu / musim hujan pun tiba)
FINI HARE BAUK MORIN / NAKTA'UK TUBU NAKTA'UR. (Benih padi bauk morin= jenis padi lokal timor yang baunya harum / bertumbuh suburnya). 



12. LE'UN ITAK WEHALI / NAKFEHAN LUAN NAKFEHAN (Dataran kita di Wehali= di Belu Selatan / betapa luasnya)
NAMOK BALOK KADUAK / FORE FATIK KUDA FORE FATIK (tempat si kembar perempuan Namok dan Balok / menyemai kacang hijau).

Oleh: Nuel Talok

A Língua Portuguesa em Timor-Leste

Por D. Carlos Ximenes Belo, SDB* 


O contacto dos Portugueses com os Timorenses data de 1512, quando depois da Conquista de Malaca os navegadores lusos sulcavam os mares da Insulíndia, em demanda de especiarias, cravo, noz moscada, canela e sândalo. Na altura, a língua do comércio naquelas paragens era Malaio. Porém ao longo do século XVI e XVII, a língua franca era o Português. O ensino da língua Portuguesa em Solar, Flores, Timor e Ilhas circunvizinhas, foi implementado, sobretudo, pelo missionários dominicanos. Pois nos finais do século XVI fundaram um seminário menor em Solor para ensinar os meninos da Ilha a ler, contar. Nos princípios do século XVI, com a perda de Solar para os Holandeses, abriram outro seminário em Larantuca. Na Ilha de Timor, onde a presença dos dominicanos se fez sentir com maior intensidade, abriram-se escolas rudimentares nos reinos, junto das capelas e igrejas, que não eram senão barracões coberto com colmos de palmeiras ou coqueiros ou de capim. Na segunda metade do século XVIII, fundou-se o primeiro seminário em Oe-cusse, durante o governo do Bispo do Bispo Frei António de Castro (1738-42). Em 1747, abria-se um segundo seminário em Manatuto. Não dispomos de relatórios dos Frades, sobre o funcionamento, o programa de estudos, nem o número de alunos, e muito menos de sacerdotes formados, fruto daquelas duas instituições. Em 1769, por causa do cerco dos Topasses e da ameaça dos holandês, a Praça de Lifau foi incendiada, e mudou-se a capital para Dili. Presume-se que em Dili, os dominicanos residentes na Praça de Dili, tivessem fundados escolas. O certo é que em 1772, o comandante de um navio francês François Etienne Rosely depois de ter visitado Lifau, Dili e outras povoações costeiras, fazia este comentário: “Quase todos os chefes falam Português e nos reinos vizinhos dos Portugueses é a língua geral (...). Conheci alguns muito sensatos, espirituais, engenhosos, sinceros e de boa fé, entre os quais um, muito versado na História da Europa”.



Ao longo do século IX, verificou-se a diminuição de missionários dominicanos. E isso teve consequência na acção missionária e naturalmente do ensino do Português. Entre os anos 1830 a1856, o primeiro padre Timorense, Frei Gregorio Maria Barreto dirigia uma escola rudimentar nos reinos de Oe-Cuuse, Ambeno e Dili. Em 1863, o governador Afonso de Castro fundou ma escola régia em Dilui, destinada aos filhos dos Chefes e de outros principais. A direcção dessa escola foi entregue ao segundo padre Timorese, Jacob dos Reis e Cunha. O grande desenvolvimento das escolas das missões deu-se em 1878, quando o padre António Joaquim de Medeiros, mais tarde Bispo de Macau, estabeleceu o programa da educação da juventude timorense com a abertura de escolas rurais em Manatuto, Lacló, Lacluta, Samoro, Oe-Cusse, Maubara, Baucau, etc. A instrução, a certa altura era tão absorvente que os padres, dedicavam-se mais às escolas do eu à missionação. Essa situação mudou tempestivamente com o governo do Bispo Dom José da Costa Nunes. Em 1924, fundou-se a escola de Preparação de Professores-catequistas. Os timorenses que tinham sido aprovados nessa escola, e depois de serem nomeados professores, foram colocados em diversas estações missionárias, tornado-se agentes principais do ensino da Língua Portuguesa nas aldeias e no sucos. Em 1935, o Governo da Colónia de Timor decidiu entregar o “ensino primário, agrícola, profissional às Missões Católicas, sob a superintendência do Governo da Colónia” (Portaria Oficial, n.º 14). Em 1936, fundou-se o Seminário Menor em Soibada, pelo padre Superior daquela Missão, Jaime Garcia Goulart. E em 1938, funda-se o primeiro liceu. Pode-se afirmar que em 1940, 4 % dos Timorenses falavam o Português, isto é os funcionários, os professores e os catequistas, os “liurais” e chefes, aqueles que tinha tirado a 3 ª e a 4ª classe em Dili e no Colégio de Soibada.

Até á invasão das tropas estrangeiras, Australianos e Holandeses num primeiro momento, e depois, os Japoneses, o ensino ficou paralisado. Depois do Armistício de 1945, e da retomada da soberania em Timor, retomou-se o ensino, reabrindo-se colégios e escolas. Em 1960, com o major da Engenharia Themudo Barata, como Governador da Província, assiste-se a um surto de escolas municipais. E em 1963, o Exército começa a dedicar-se ao ensino, nas escolas dos sucos., escolas essas situadas nos lugares de mais difícil acesso. Até 1970, havia no Timor Português um Liceu (de Dili), um Seminário Menor, onde se ministrava o ensino secundário. Uma Escola de Enfermagem, Uma Escola de Professores do Posto, Uma Escola Técnica, em Dili, e em Fatumaca, uma Escola Elementar de Agricultura. Nesse havia em Timor 311 escolas primárias, com 637 professores e 34.000 alunos. Até 1975, data da invasão da Indonésia do território de Timor, apenas 20% dos Timorenses falavam correcta e correntemente o Português. Como se explica esta situação? Vários factores: a distância (20 mil quilómetros da Metrópole); reduzido orçamento destinado ao ensino e instrução; reduzido número de professores; a falta de interesse da maioria de famílias (agricultores); só dois semanários ( A Voz de Timor e a Província de Timor), um quinzenário, a Seara (propriedade da Diocese de Dili); apenas 2 emissoras. Tudo isso pouco contribuiu para a difusão da Língua. A existência de 21 línguas ou dialectos, o que permitias aos falantes, usarem o Português, só no âmbito da escola ou nos actos oficiais.

O Período da Ocupação indonésia (1976-1999). O ensino da Língua portuguesa foi banida e proibida em todo o Território, excepção feita ao Externato de São José. A Diocese de Dilui, contudo, publicava os seus documentos (quer da Câmara Eclesiástica ou do paço episcopal) em Português. A guerrilha comunicava-se em Português. Nalgumas repartições do Estado, poucos timorenses, informalmente comunicam-se em Português. Houve casos em que um outro jovem foi esbofeteado por saudar o missionário com um “Bom-dia, senhor padre!”.

Hoje, embora o Português seja considerado a Língua oficial de Timor, a par do Tetum, (art. 13 da Constituição de RDTL), a sua implementação depara-se com grandes obstáculos. Há sectores da sociedade timorense que são contra o uso da Língua Portuguesa; as línguas nacionais(21) e línguas estrangeiras (O Bahasa e Indonesia e o Inglês) são fortes concorrentes do Português. O timorense, às vezes, recorre-se ao uso do idioma mais fácil para a comunicação (Tetum, Bahasa, Inglês). Existência de insuficiente número de professores, de livros, de jornais e de rádios e da televisão. Ainda não está generalizado o costume de leitura entre os já “alfabetizados”, sobretudo, leitura de livros, especialmente os da Literatura.

Desafios: continuar a apostar no ensino e na prática da Língua Portuguesa. Para isso, exige-se maior empenhamento dos governantes; na maior distribuição de livros e de outro material, maior implantação da rádio e da televisão nos Distritos e Su-distritos. Daqui, a necessidade cooperação de todos os Países da CPLP.

Num mundo globalizado, o actual panorama da existência de 4 Línguas em Timor (Tetum, Português, Inglês e Bahasa Indonésia), é enriquecedor e vantajoso. Pois cada Língua é uma janela aberta para o Mundo. Por outro lado está o orgulho da preservação da própria identidade nacional. E aqui vale a mensagem do Poeta: “A minha Pátria é a minha língua” (Fernando Pessoa).

*Dom Carlos Filipe Ximenes BeloAntigo Bispo de Dili e Premio Nobel da Paz de 1996.

May 5, 2011

Candi Sukuh di Jawa Tengah (test keperawanan???)

Lagi duduk sante di pelataran
Candi Sukuh, dalam sebuah petualangan
Test Keperawanan alias cara mengetahui bahwa perempuan itu perawan atau tidak, ada cara paling asyik untuk mengetahuinya, jangan sekali-kali bertanya pada perempuan “apakah kamu masih perawan?” Karena pertanyaan demikian akan membuatnya tersinggung. Lebih baik ajak saja sang doi wisata ke sebuah candi, nah siapa tahu dia memang tidak tahu kalau sedang di test keperawanannya.

Candi Sukuh terletak di Desa Sukuh, Kelurahan Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Candi Sukuh adalah candi peninggalan zaman Jawa kuno yang terletak di lereng Gunung Lawu sebelah barat, pada ketinggian lebih kurang 910 m di atas permukaan laut.

May 4, 2011

Navy Seal 6, Tim “Super Elit” Amerika Yang Misterius

Navy Seal 6, Tim “Super Elit” Amerika yang MisteriusSeal Team 6 (ST 6) saat ini menjadi buah bibir masyarakat dunia. Tim “Super Elit” Amerika itu berhasil menewaskan Osama Bin Laden dalam suatu operasi militer yang sangat rahasia. ST6 adalah pasukan khusus Amerika terbaik yang misterius. Tim elit ini keberadaannya secara teknis tidak bduiakui, tetapi berhasil melakukan berbagai operasi militer rahasia yang besar di dunia Internasional.

Pembentukan ST 6 dengan tingkat kerahasiaan sangat tinggi ini diawali dari kegagalan penyelamatan sandera AS di Iran tahun 1980. Kegagalan misi penyelematan yang memalukan militer Amerika itu, akhirnya mendorong pembentukan pasukan elit antiteroris yang beroperasi dengan cepat dan sangat rahasia.

May 2, 2011

"Timor Leste sempre iha Vaticano nia fuan"


“Joao Paulo Segundu agora beato ona,” deklara Amu Papa Bento XVI ba ema tokon ba tokon nebe nakonu iha Basilica Sao Pedro, Vaticano, Roma, no mos ba mundu tomak nebe akompanha liu hosi televizaun no radio. Ema hotu basa liman naruk hodi haksolok no barak matan ben turu tamba laran dodok. Presidente Parlamento Nacional, Fernando La Sama de Araujo nebe tur besik iha altar (metro ruanulu hosi altar nebe amu papa tur ba) mos basa liman naruk no matan ben turu. Ema hotu haksolok, ema hotu laran dodok. 

Mereka Memperkosa Kekasihku (cerber) 3 & 4

Meski seorang fotografer, dia juga sering menulis opini di surat kabarnya. Kritikannya terhadap pemerintah dan kebudayaan negeri ini cukup tajam. Dia selalu mengritik kemandekan dan menganjurkan perubahan. Dia tak bisa membiarkan setiap kejanggalan dalam hal apa pun.
Apalagi di saat ini, negara tampak kelelahan menghadapi persoalan zaman karena banyak kesalahan di sana-sini. Saking piawainya menulis, suatu kali rekannya wartawan menganjurkan dia menjadi wartawan tulis saja.

“Aku suka menulis, tapi lebih suka memotret karena menyangkut hobi beratku sejak SMP,” jawabnya kepada Lukito, teman wartawannya itu, “Toh, aku bisa tetap menulis jika memang ingin menulis.”

May 1, 2011

Lelaki yang Duduk di Sudut Gereja

Oleh: Monika Nia Liman

Penantian, katamu, adalah hal sia-sia yang tak boleh dilakukan oleh seorang lelaki. Aku  adalah sia-sia, karena sekian waktu tetap berada di sini, di sudut halaman gereja yang ramai oleh anak-anak. Menanti. Keceriaan anak-anak itu mirip dengan keceriaan bintang-bintang yang selalu kita cari dulu di setiap malam bulan purnama. Pun kebahagiaan mereka sama dengan kebahagiaan yang bersinar-sinar di matamu ketika kau memimpin nyanyi-nyanyian  ekaristi.  

Aku ingat persis, kau selalu ingin menjadi dirigen, memimpin teman-teman mudamu menyanyikan magnificat, atau hymne-hymne salib. Sedang tanganmu mengalun lembut memimpin nyanyi-nyanyian itu,  engkau berpaling ke arah umat—aku yakin engkau tahu aku paling suka duduk di sudut, deretan paling belakang bangku-bangku—matamu akan menatapku lama: sesuatu yang maknanya hanya aku sendiri yang paham, lalu beberapa detik selanjutnya kau memberi seulas senyum yang maha manis. Engkau seperti seorang bidadari yang datang dari khayangan di saat-saat itu.