Apr 23, 2011

Rahasia Makam Kosong

Dapatkah kubur kosong menjadi bukti bahwa Yesus, Tuhan orang Kristen, bangkit dari kematiannya? Tidak! Kisah makam kosong tidak dapat menjadi bukti kebangkitan, tetapi merupakan konsekuensi logis dari kebangkitan. Bila Yesus bangkit, tentu saja makamnya kosong. Salahlah jika dibalik: karena makam kosong, maka Yesus bangkit (E. Martasudjita,Pr., 2001).

Malam ini kita mendengarkan kisah seputar makam kosong dan para wanita yang bingung karena Pria Agung yang mereka kuburkan lenyap ditelan kemisteriusan. Apalagi waktu itu belum dan bahkan tidak ada wartawan dan fotografer yang merekam kapan dan bagaimana tepatnya Yesus bangkit dari kubur-Nya. Kerahasiaan ini tetap menjadi milik Yesus, Bapa, dan Roh Kudus.


Terdapat satu kejadian yang menggetarkan seantero Palestina waktu itu. Manusia dari Nazaret yang mati, karena hukuman salib kini bangkit dari alam kubur.

Penginjil Markus menjelaskan kematian, pemakaman, dan kebangkitan Yesus lewat kehadiran orang-orang tertentu. Mereka yang turut andil sebagai saksi adalah kepala pasukan romawi di kaki salib, Yusuf Arimatea yang memakamkannya, para wanita, seorang pemuda (malaikat) yang memberitahukan kepada para wanita bahwa Yesus telah bangkit dan memaklumkan penampakannya di Galilea.

Keunikan Matius adalah menggabungkan kisah kebangkitan pada Injil Markus dengan kisah makam kosong dari Injil Apokrip Petrus. Peristiwa kebangkitan itu mendapatkan sanggahan dari para pemimpin Yahudi bahwa para murid Yesus menyebarkan berita bohong yang menyesatkan orang banyak, ketika berhadapan dengan bukti kebangkitan. Matius menutup Injilnya dengan kemuliaan Yesus sebagai Anak Manusia yang menyerahkan kuasa kepada kesebelas murid, agar semua bangsa menjadi murid-Nya dan membaptis mereka dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus.

Injil Lukas lebih menitikberatkan peristiwa penampakkan Yesus di Yerusalem, dan perjalanan dua murid ke Emaus ketimbang di Galilea. Kisah penampakan Yesus di Yerusalem membuka peluang bagi Yesus untuk memberi kuasa kepada para murid mengajar segala bangsa atas nama-Nya. Yesus mengkader para murid, agar menajdi saksi kebangkitan-Nya dengan cara menunjukkan tangan dan kaki-Nya sebagai identitas Yesus yang bangkit sama dengan Yesus yang mati di palang kehinaan. Lebih dalam lagi ditampilkan bahwa pertobatan dituntut bagi orang-orang Yahudi yang menolak Yesus, karena pembenaran Allah terjadi lewat kebangkitan dan peninggiannya.

Kisah kebangkitan Yesus bukanlah peristiwa historis seperti terjadi kejadian penyaliban-Nya melainkan peristiwa iman. Makam kosong bukanlah bukti otentik bahwa Yesus bangkit dari alam kematian. Justru kisah penampakan Yesus yang diterima dalam kacamata iman menjadi kunci untuk menyingkap rahasia di balik kisah Paskah.

“Apostoli Christum post resurrestionem occulata fide vederunt quem mortuum sciverant! (St.Thomas Aquinas. Summa Theologica IIIA, 55.5). Para rasul melihat Kristus yang hidup sesudah kebangkitan dengan mata iman, Dia yang mereka tahu sudah mati”.

Oleh: Amo Patris Allegro

No comments: