Namaku Linda, tinggal di Balide, dan kuliah di sebuah universitas di kota Dili. Usiaku sedang menanjak 22 tahun. Jujur saja, selama beberapa bulan ini aku merasa stress-berat dan sulit kupahami kenapa dunia cintaku selalu memberatkanku? Kegiatan harianku seolah terhambat karena terbebani oleh pengalaman pahit yang menimpa diriku.
Oo ya, aku mau terus-terang saja pada Redaksi. Selama ini aku sudah tiga kali jatuh-cinta, tapi selalu gagal. Pengalaman cintaku yang terakhir adalah dengan seorang pegawai negeri yang usianya lebih tua dariku. Namanya Atino. Mulanya kami ketemu di kompleks pelatihan kepegawaian yang letaknya persis berhadapan dengan akademi kepolisian di bilangan Comoro, Dili. Bertemu dengan Atino, aku merasa seolah seluruh nadi-asmaraku turut bergetar. Inilah pengalaman unik di mana aku mulai merasa benar-benar jatuh-cinta. Mungkinkah ini yang namanya cinta sejati yang abadi?
Pelatihan selama hampir seminggu bersama Atino di tempat itu memang menyenangkan. Banyak kelebihan di dirinya yang membuatku bangga. Di samping cakep, dia pun nampak penuh kebapaan. Semakin hari kami semakin dekat. Dia selalu memberiku perhatian istimewa. Cuma ruginya, bahan pelatihan yang diberikan tidak kupahami dengan baik karena terganggu dengan rasa-cintaku padanya. Memang, sungguh kusadari bahwa di tempat inilah (Comoro), cintaku bersemi.
Rupanya kisahku tidak berakhir di situ. Hingga pelatihan selesai, kami terusan bertemu dan merajut cinta. Pikirku waktu itu, mungkin dialah pria ideal yang penuh tanggung jawab dan bisa diandalkan untuk mendampingiku kelak. Rasanya, kasih-sayang dan perhatian yang selama ini kudambakan sudah kutemukan dalam dirinya. Setiap kami bertemu, dia selalu katakan: “Sayang, cintaku hanyalah untukmu seumur hidupku. Tak akan ada lagi wanita lain di sisiku selain dirimu”.
Tapi anehnya, sampai saat ini dia semakin jauh dariku setelah aku mencintainya dengan sepenuh-hati. Aku semakin bingung dan stress. Sering kudengar isu kalau dia sering berduaan dengan wanita lain. Lebih menyakitkan lagi saat kulihat dia bergandengan-mesra dengan seorang cewek di sebuah tempat rekreasi di pusat kota Dili. Aku begitu cemas dan takut kehilangan dia. Meskipun dia selalu menelpon aku setiap malam, tapi hatiku sakit karena tidak ingin dia mencintai wanita lain. Sungguh...., kini aku semakin stress saja karena orang yang sangat kusayangi justru begitu mudahnya jatuh-cinta pada wanita lain.
Karena itu aku mau bertanya pada Redaksi. Bagaimana aku bisa bertahan dengan penderitaan seperti ini? Apa yang harus kulakukan? Apakah semua pria memang selalu sulit dipercaya? Apakah aku harus tetap mencintainya meskipun dia terusan mengkhianati cintaku? Bagaimana bisa menyadarkannya? Sungguh..., aku begitu sulit melupakannya. Jadi, aku minta Redaksi bisa membantu menyelesaikan masalahku ini. Akhirnya, terima kasih atas bantuan Redaksi.*
Oo ya, aku mau terus-terang saja pada Redaksi. Selama ini aku sudah tiga kali jatuh-cinta, tapi selalu gagal. Pengalaman cintaku yang terakhir adalah dengan seorang pegawai negeri yang usianya lebih tua dariku. Namanya Atino. Mulanya kami ketemu di kompleks pelatihan kepegawaian yang letaknya persis berhadapan dengan akademi kepolisian di bilangan Comoro, Dili. Bertemu dengan Atino, aku merasa seolah seluruh nadi-asmaraku turut bergetar. Inilah pengalaman unik di mana aku mulai merasa benar-benar jatuh-cinta. Mungkinkah ini yang namanya cinta sejati yang abadi?
Pelatihan selama hampir seminggu bersama Atino di tempat itu memang menyenangkan. Banyak kelebihan di dirinya yang membuatku bangga. Di samping cakep, dia pun nampak penuh kebapaan. Semakin hari kami semakin dekat. Dia selalu memberiku perhatian istimewa. Cuma ruginya, bahan pelatihan yang diberikan tidak kupahami dengan baik karena terganggu dengan rasa-cintaku padanya. Memang, sungguh kusadari bahwa di tempat inilah (Comoro), cintaku bersemi.
Rupanya kisahku tidak berakhir di situ. Hingga pelatihan selesai, kami terusan bertemu dan merajut cinta. Pikirku waktu itu, mungkin dialah pria ideal yang penuh tanggung jawab dan bisa diandalkan untuk mendampingiku kelak. Rasanya, kasih-sayang dan perhatian yang selama ini kudambakan sudah kutemukan dalam dirinya. Setiap kami bertemu, dia selalu katakan: “Sayang, cintaku hanyalah untukmu seumur hidupku. Tak akan ada lagi wanita lain di sisiku selain dirimu”.
Tapi anehnya, sampai saat ini dia semakin jauh dariku setelah aku mencintainya dengan sepenuh-hati. Aku semakin bingung dan stress. Sering kudengar isu kalau dia sering berduaan dengan wanita lain. Lebih menyakitkan lagi saat kulihat dia bergandengan-mesra dengan seorang cewek di sebuah tempat rekreasi di pusat kota Dili. Aku begitu cemas dan takut kehilangan dia. Meskipun dia selalu menelpon aku setiap malam, tapi hatiku sakit karena tidak ingin dia mencintai wanita lain. Sungguh...., kini aku semakin stress saja karena orang yang sangat kusayangi justru begitu mudahnya jatuh-cinta pada wanita lain.
Karena itu aku mau bertanya pada Redaksi. Bagaimana aku bisa bertahan dengan penderitaan seperti ini? Apa yang harus kulakukan? Apakah semua pria memang selalu sulit dipercaya? Apakah aku harus tetap mencintainya meskipun dia terusan mengkhianati cintaku? Bagaimana bisa menyadarkannya? Sungguh..., aku begitu sulit melupakannya. Jadi, aku minta Redaksi bisa membantu menyelesaikan masalahku ini. Akhirnya, terima kasih atas bantuan Redaksi.*
*(Linda di Balide)*
***
Memang tidak gampang mengandalkan bobot kesetiaan pria dalam waktu sekejap. Tentu banyak orang (terutama kalangan wanita) memaklumi ‘kebenaran’ ini. Tapi mesti diakui bahwa tidak semua pria adalah pengkhianat-cinta, dan ini juga ada benarnya. Kesetiaan itu memang relatif. Tapi kalau muncul kesadaran bahwa kesetiaan adalah sebentuk keutamaan yang mesti diamalkan, itu memang luar biasa.
Tuturan kisah-cinta Anda nyaris linear dengan pendasaran di atas. Dik Linda begitu mencintai Atino dengan sepenuh-hati walau dia sering kepergok bermesraan dengan wanita lain. Di sini anda menjadi bingung dan stress setelah melihat Atino-mu bermesraan dengan wanita lain. Nampaknya anda begitu sulit mengambil keputusan karena terlanjur mencintainya. Pertanyaan anda, “apakah aku mesti tetap mencintainya walau dia terus mengkhianati cintaku?”, bisa dijawab secara bertahap.
Setidaknya ada tiga hal yang bisa disimpulkan dari paparan cerita anda di atas. Pertama, anda mengaku baru benar-benar merasa jatuh-cinta dengan Atino, dan anda lalu menganggapnya sebagai cinta-sejati. Kedua, anda begitu sulit melupakannya meskipun dia selalu ‘jalan’ dengan wanita lain. Ketiga, kendati anda barangkali menudingnya mengkhianati cintamu, tapi toh dia tetap menelponmu setiap malam.
Ketiga pokok-pikiran tersebut dapat menjadi titik-berangkat untuk mengamati entah rasa-cinta anda maupun gejolak batin doi-mu Atino. Mesti diakui bahwa kebanyakan pria nampak tidak begitu ‘betah’ dengan aneka keindahan di luar dirinya. Karena keindahan senantiasa bervariasi, maka daya-pikat dan cita-rasanya pun kerap tidak monoton. Konsentrasi pada sebentuk pesona-tunggal hanya bisa terjadi kalau perjalanan waktu mematangkan dan menyadarkannya bahwa hanya ada satu yang abadi, dan yang abadi itulah ‘satu-satunya’ tempat berlabuh seluruh cinta dan perhatiannya. Itulah kesetiaan!
Karena itu, ada baiknya kalau anda tidak menganggap Atino-mu sebagai pengkhianat cinta abadi. Hari ini dia dianggap ‘pengkhianat-cinta’, tentu besok dia bisa jadi ‘pecinta-ulung’. Bukankah anda masih bisa mengharapkan cinta dan perhatiannya selagi dia terusan menelponmu setiap malam?
Jadi, Dik Linda tak perlu cemas. Terpenting adalah bagaimana anda bisa mengolah derita-cintamu yang kelam-pekat menjadi cahaya-lestari yang senantiasa bersinar sepanjang zaman. Dik Linda mesti teguh dalam prinsip bahwa cintamu itu sejati karena masih bisa bertahan dalam kesetiaan. Cintamu itu abadi karena dipoles lewat aneka tantangan, penderitaan, dan dukacita. Ini menjadi jelas saat anda tetap mencintai Atino sekalipun dia memalingkan cintanya ke lain hati.
Sebagai solusi-tentatif, Dik Linda bisa mendalami definisi antara “Cinta Sejati” dan “Cinta Abadi”. “Cinta-Sejati” adalah ketika anda semakin berusaha melupakannya, anda semakin mencintainya. Semakin anda membencinya, semakin pula anda merindukannya. Semakin anda merasa terluka, maka luka itu mustahil tanpa bekas, dan dia masih terusan ada di hatimu, lantaran luka itu terjadi karena ulahnya.
Selain itu, “Cinta-Abadi” adalah ketika anda terus memikirkannya; adalah ketika anda tetap setia walaupun dia tidak peduli; adalah ketika dia jatuh-cinta dengan wanita lain dan anda masih dapat tersenyum sambil berkata: ‘aku turut berbahagia untukmu’.
Sekilas memang berat bila definisi di atas diterapkan dalam mengatasi setiap derita-cinta. Tapi kalau konsepsi tersebut didalami lebih serius, tentu bakal mengarah pada kematangan dalam bercinta. Cinta itu sejati dan abadi hanya kalau setiap tantangan dan penderitaan atas namanya dianggap sebagai pemoles dan penjernih mutiara-cinta itu sendiri. Dengan kata lain, semakin anda tersiksa karena cinta, semakin pula anda memahami apa artinya cinta. Bukankah kesetiaan hanya bisa teruji ketangguhannya lewat tantangan?
Jelasnya, Dik Linda tak perlu bimbang dengan cinta dan kesetiaan Atino-mu. Semakin dia mengkhianati anda, semakin pula gejolak batinnya tidak menentu karena pengkhianatan yang dilakukannya terhadap anda. Tentu hal yang paling mengganggu batinnya adalah ketika dia melihat anda tetap setia padanya walaupun dia terusan bermesraan dengan wanita lain. Sikap anda bertahan dalam kesetiaan niscaya bisa ‘mendidik’ dan ‘mengubah’ irama cintanya untuk kembali pada kesetiaan-tunggal seperti yang anda tunjukkan.
Semoga resep-resep yang disuguhkan di atas bisa anda jadikan pedoman untuk bertahan sambil berharap. Jadi, pepatah Latin: “Dum Spiro Spero”, bisa anda hayati juga. Artinya “Selagi masih bisa bernafas, harapan pun tak akan sirna”. Kalau anda yakin bahwa cinta dan kesetiaan-abadi masih akan terbit di hatimu bagai fajar yang senantiasa bercahaya, tentu kekelaman-batin dan gulita-cintamu pun bakal tergusur bersama waktu.* Semoga....!*
Tuturan kisah-cinta Anda nyaris linear dengan pendasaran di atas. Dik Linda begitu mencintai Atino dengan sepenuh-hati walau dia sering kepergok bermesraan dengan wanita lain. Di sini anda menjadi bingung dan stress setelah melihat Atino-mu bermesraan dengan wanita lain. Nampaknya anda begitu sulit mengambil keputusan karena terlanjur mencintainya. Pertanyaan anda, “apakah aku mesti tetap mencintainya walau dia terus mengkhianati cintaku?”, bisa dijawab secara bertahap.
Setidaknya ada tiga hal yang bisa disimpulkan dari paparan cerita anda di atas. Pertama, anda mengaku baru benar-benar merasa jatuh-cinta dengan Atino, dan anda lalu menganggapnya sebagai cinta-sejati. Kedua, anda begitu sulit melupakannya meskipun dia selalu ‘jalan’ dengan wanita lain. Ketiga, kendati anda barangkali menudingnya mengkhianati cintamu, tapi toh dia tetap menelponmu setiap malam.
Ketiga pokok-pikiran tersebut dapat menjadi titik-berangkat untuk mengamati entah rasa-cinta anda maupun gejolak batin doi-mu Atino. Mesti diakui bahwa kebanyakan pria nampak tidak begitu ‘betah’ dengan aneka keindahan di luar dirinya. Karena keindahan senantiasa bervariasi, maka daya-pikat dan cita-rasanya pun kerap tidak monoton. Konsentrasi pada sebentuk pesona-tunggal hanya bisa terjadi kalau perjalanan waktu mematangkan dan menyadarkannya bahwa hanya ada satu yang abadi, dan yang abadi itulah ‘satu-satunya’ tempat berlabuh seluruh cinta dan perhatiannya. Itulah kesetiaan!
Karena itu, ada baiknya kalau anda tidak menganggap Atino-mu sebagai pengkhianat cinta abadi. Hari ini dia dianggap ‘pengkhianat-cinta’, tentu besok dia bisa jadi ‘pecinta-ulung’. Bukankah anda masih bisa mengharapkan cinta dan perhatiannya selagi dia terusan menelponmu setiap malam?
Jadi, Dik Linda tak perlu cemas. Terpenting adalah bagaimana anda bisa mengolah derita-cintamu yang kelam-pekat menjadi cahaya-lestari yang senantiasa bersinar sepanjang zaman. Dik Linda mesti teguh dalam prinsip bahwa cintamu itu sejati karena masih bisa bertahan dalam kesetiaan. Cintamu itu abadi karena dipoles lewat aneka tantangan, penderitaan, dan dukacita. Ini menjadi jelas saat anda tetap mencintai Atino sekalipun dia memalingkan cintanya ke lain hati.
Sebagai solusi-tentatif, Dik Linda bisa mendalami definisi antara “Cinta Sejati” dan “Cinta Abadi”. “Cinta-Sejati” adalah ketika anda semakin berusaha melupakannya, anda semakin mencintainya. Semakin anda membencinya, semakin pula anda merindukannya. Semakin anda merasa terluka, maka luka itu mustahil tanpa bekas, dan dia masih terusan ada di hatimu, lantaran luka itu terjadi karena ulahnya.
Selain itu, “Cinta-Abadi” adalah ketika anda terus memikirkannya; adalah ketika anda tetap setia walaupun dia tidak peduli; adalah ketika dia jatuh-cinta dengan wanita lain dan anda masih dapat tersenyum sambil berkata: ‘aku turut berbahagia untukmu’.
Sekilas memang berat bila definisi di atas diterapkan dalam mengatasi setiap derita-cinta. Tapi kalau konsepsi tersebut didalami lebih serius, tentu bakal mengarah pada kematangan dalam bercinta. Cinta itu sejati dan abadi hanya kalau setiap tantangan dan penderitaan atas namanya dianggap sebagai pemoles dan penjernih mutiara-cinta itu sendiri. Dengan kata lain, semakin anda tersiksa karena cinta, semakin pula anda memahami apa artinya cinta. Bukankah kesetiaan hanya bisa teruji ketangguhannya lewat tantangan?
Jelasnya, Dik Linda tak perlu bimbang dengan cinta dan kesetiaan Atino-mu. Semakin dia mengkhianati anda, semakin pula gejolak batinnya tidak menentu karena pengkhianatan yang dilakukannya terhadap anda. Tentu hal yang paling mengganggu batinnya adalah ketika dia melihat anda tetap setia padanya walaupun dia terusan bermesraan dengan wanita lain. Sikap anda bertahan dalam kesetiaan niscaya bisa ‘mendidik’ dan ‘mengubah’ irama cintanya untuk kembali pada kesetiaan-tunggal seperti yang anda tunjukkan.
Semoga resep-resep yang disuguhkan di atas bisa anda jadikan pedoman untuk bertahan sambil berharap. Jadi, pepatah Latin: “Dum Spiro Spero”, bisa anda hayati juga. Artinya “Selagi masih bisa bernafas, harapan pun tak akan sirna”. Kalau anda yakin bahwa cinta dan kesetiaan-abadi masih akan terbit di hatimu bagai fajar yang senantiasa bercahaya, tentu kekelaman-batin dan gulita-cintamu pun bakal tergusur bersama waktu.* Semoga....!*
***
*)Kolom “Klinik-Cinta” ini telah diterbitkan di Majalah “TALITI” edição especial Ministério Estatal, Desember 2007, hal. 32-33.
No comments:
Post a Comment