Sep 5, 2011

Di Hulu Sungai Nil (part 2) - Teringat Sungai Loes di masa Kecil

Jinja, source of Nile (foto BB)
part of Nile source (foto BB)











Berdiri di pinggiran hulu sungai Nil. Diam, memandang keindahan alam. Arus sungai mengalir deras bergelombang menuju Mediterranean Sea. Saya melangkah berlahan menyusur tepi sungai sambil terus memandang jauh ke tengah sungai. Ada banyak tourist dalam dan luar negeri di sekeliling yang terlena dengan keindahan alami di hadapan mata. Semua terpana entah apa yang ada dalam pikiran mereka. Semakin banyak tourist berdatangan, saya terus diam keasyikan menikmati setiap peristiwa alam yang terjadi saat itu. 

(foto BB) Nile along the way to
Mediterranean sea
road to Bujagali, Jinja (foto BB)












Di tengah keramain dan keindahan alam ini, saya teringat akan sungai terpanjang di negeri tercintaku, Timor Leste, Sungai Loes (mota bebai/loes). Hulu sungai Loes boleh datang dari Besikama di daerah Belu, Timor Barat. Sungai Loes melewati sebagian wilayah Covalima hingga sepanjang Nunura, menyusur daerah Balibo, Cailaco, Atabae, Maubara hingga bermuara di Loes menuju laut utara. Jembatan Nunura memotong di wilayah Maliana untuk menghubungkan Balibo dan Tunubibi dan Jembatan Loes memotong di dekat muara untuk menghubungkan Atabae dan Maubara. Dua jembatan ini adalah yang terpanjang di Timor Leste memotong sungai Loes yang terpanjang itu. Teringat pula sungai Bulobu, sungai Marobo dan sungai Lauheli yang tergabung dengan sungai Loes menuju laut utara. 

Bujagali view, Jinja (foto BB)
Bujagali water fall, Jinja (foto BB)











Di masa kecilku, dari puncak gunung Gagaplau di daerah Atabai, di kala pagi buta dalam perjalanan menuju kebun (toos) di lereng gunung, selalu dimanjakan pemandangan indah sepanjang sungai Loes. Liuk-liuk sungai yang indah dengan awan-awan putih yang merayap berterbangan saat matahari terbit adalah keindahan yang selalu dikenang. Ada pula nampak gunung Darlau di wilayah Atsabe di kejauhan sana, wilayah Cailaco di dataran sepanjang persawahan Bilimau sehingga "Gou Abribu" (ribuan pohon cemara di dataran Bilimau), dan dataran luas wilayah Sare sampai ke wilayah Maubara, semua indah mempesona disaksikan dari atas lereng gunung Gagaplau. 

Bujagali water fall (foto BB)
Bujagali water fall (foto BB)











Embun pagi yang dingin sepanjang rerumputan hijau di tengah tapak meliuk turun naik menuju kebun adalah keindahan yang lain. Deretan pohon besar di antara bebatuan besar sepanjang jalan punya daya pikat sendiri. Kicaun berbagai jenis burung di pagi hari, suara monyet saling memanggil atau berkelahi di hutan belantara, kotekan ayam hutan, semua menghantar aku menuju "keta" (rumah kecil bertingkat) di pinggir kebun. 

Bujagali water fall (foto BB)
labu, pisang, avocat, jeruk dll
di jalan Jinja (foto BB)












Semua keindahan kenangan masa kecilku, sepertinya nampak jelas di hadapanku, di pinggiran hulu sungai Nil.  Benar, Sungai Loes tidak sepanjang sungai Nil, bahkan tidak sampai seperempatnya. Air dari hulu sungai Nil membutuhkan waktu tiga bulan untuk sampai ke Mediterranean Sea, setelah melewati 13 negara di Afrika dan Timur Tengah. Sepanjang sungai Nil memberikan kehidupan pada jutaan  penduduk, termasuk pamosakan pembangkit listrik tenaga air di beberapa negara. Sementara sungai Loes kini airnya semakin berkurang setiap tahun bahkan terancam kering beberapa tahun mendatang. 

bersambung...

No comments: