Apr 29, 2011

Mereka Memperkosa Kekasihku (cerber)

Oleh: Hery Prasetyo

Cerita bersambung ini mengambil setting saat kerusuhan Mei 1998 di Jakarta. Ini murni cerita fiksi, tapi mencoba mengambil kisah salah satu dari sekian perempuan China yang katanya menjadi korban pemerkosaan sistematis.

Seorang pemuda yang berprofesi sebagai wartawan, berpacaran dengan gadis China. Hubungan yang tak disetujui oleh orang tua si gadis. Namun, cinta mereka begitu kuat. Saking kuatnya, mereka sempat akan melakukan hubungan badan sebagai perwujudan rasa cintanya. Namun, mereka membatalkannya demi kesucian.

Namun, kesucian itu akhirnya dinodai oleh sekelompok orang brutal yang mengambil keuntungan saat kerusuhan Mei 1998. Peristiwa yang menjadi pukulan berat buat kedua kekasih itu, juga banyak pihak. Sebuah perjuangan cinta yang dipotong oleh nafsu biadab manusia.

Bagaimana mereka memperjuangkan cinta, peristiwa pemerkosaan, juga apa yang terjadi setelah pemerkosaan itu, ikuti ceritanya dengan seksama, sebuah cerita fiksi tragedi yang mencoba memotret salah satu sisi kerusuhan Mei 1998. (Red)

Apr 28, 2011

Keunikan Belis Gadis Suku Bunak

Oleh:  Benediktus Bere Mali, SVD

Ada banyak teman yang berpacaran dengan gadis-gadis suku bangsa Bunaq. Teman-teman itu ada yang berasal dari suku Bunaq, ada juga yang berasal dari luar suku Bunaq. Beberapa teman itu terpaksa mengakhiri pacaran dengan gadis suku Bunaq karena belis gadis suku bangsa Bunaq mahal. Mereka takut tidak mampu membayar belis/mahar gadis suku Bunaq.
Laki-laki suku Bunaq yang pergi menuntut ilmu di luar suku Bunaq, di luar pulau Timor yang dikenal dengan nama besar sebagai pulau cendana itu, misalnya laki-laki suku Bunaq yang menuntut ilmu di Pulau Jawa, khususnya di Jakarta, di Surabaya, di Semarang dan di Jogja, atau misalnya laki-laki suku Bunaq yang meninggalkan pulau cendana ke Pulau Dewata-Bali atau pulau Jawa, enggan kembali ke ibu pertiwi Suku Bangsa Bunaq, untuk menikahi seorang gadis suku bangsa Bunaq karena belis gadis suku Bunaq lebih mahal, di bandingkan dengan gadis-gadis yang mereka jumpai di Pulau Jawa dan pulau dewata.

Pada suatu kali, seorang pemuda suku Bunaq di Jakarta, yang mengadu nasib di Ibu Kota Negara-Jakarta mengatakan demikian : " Saya telah memutuskan masuk ke dalam PSIJ. PSIJ singkatan dari Persatuan Semua Isteri Jawa. Istilah ini terkenal di telinga putera Pulau Cendana yang mempunyai isteri yang berasal dari Pulau Jawa. Maksudku, setelah sekian tahun lamanya bekerja di Jakarta, saya tidak ingin kembali ke kampung halaman, tetapi saya memutuskan menikahi seorang gadis yang berasal dari pulau Jawa. Kembali ke ibu pertiwi suku Bunaq, dan nikah dengan seorang gadis suku Bunaq, belisnya mahal, setelah menikah dengan gadis yang berasal dari suku Bunak, diikat oleh berbagai adat yang tidak efektif dan efisien dalam pelaksanaannya, bukan menjadi mimpi saya. Nikah dengan gadis Jawa khan, belis tidak mahal. Bahkan tidak ada belis seperti suku Bunag". 

IDENTITAS DAN HARGA DIRI

Oleh: Benediktus Bere Mali, SVD
Pengakuan Harga Diri
Beberapa waktu lalu sebuah bangsa memberi penghargaan kepada salah seorang putera terbaik Indonesia atas jasanya memperjuangkan kebenaran, keadilan dan perdamaian sampai titik darah penghabisan. Penghargaan yang diberikan itu adalah untuk mengabadikan namanya, harga dirinya dan identitasnya yang dibangun di atas kebenaran, keadilan dan perdamaian sosial yang diperjuangkannya sampai titik darah penghabisan atau sampai mati. Penghargaan itu terungkap dalam menggunakan namanya pada jalan utama Negara dan bangsa asing yang sangat peduli pada perjuangannya daripada bangsanya sendiri.
Harga Diri Sebuah Bangsa
Bangsa Yahudi adalah bangsa yang memiliki harga diri yang tinggi di antara bangsa-bangsa dunia. Harga diri bangsa Yahudi ditakar oleh iman mereka kepada YAHWE sebagai satu-satunya penguasa mereka, yang disistematisasi dalam hukum Yahudi-Hukum Taurat Musa.

BEATIFICAÇÃO DO PAPA JOÃO PAULO II


O próximo dia 1 de Maio será o dia em que o Papa João Paulo II é declarado BEATO. A beatificação do Papa Wojtyla acontece 6 anos apenas depois da sua morte.
O que é a BEATIFICAÇÃO? A beatificação é o rito através do qual a Igreja Católica propõe uma pessoa como modelo de vida e intercessor junto de Deus e, ao mesmo tempo que autoriza o seu culto público, normalmente no âmbito restrito ou familiar. Por meio da beatificação o Papa autoriza a veneração pública de João II na Igreja local

A beatificação é um passo no processo da Canonização. A canonização é um acto solene por meio do qual O Papa, a autoridade suprema da Igreja Católica, declara que a pessoa praticou virtudes heróicas e viveu com fidelidade na graça de Deus, está com Deus e pode ser venerada por toda a Igreja. Um Santo é honrado nas celebrações litúrgicas pela Igreja universal, enquanto o Beato é honrado somente em certos lugares.

Apr 26, 2011

25 Tahun Yang Lalu - Tinan 25 Liu bá 1986-25 Abril-2011


Ohin loron 25 Fulan Abril Tinan 2011. Loron Liberdade nia ba Rai Portugal. Iha tian nebá, Timor Loro sa’e okupado ho soldados (tentara) indonesia. Iha tinan 1986, loron 25 fulan Abril, iha Kolégio Banewaga (Fatumaka), ami ata hasoru malu ho Komandante Falintil Kay Rala Xanana Gusmão.

Tuir pedido Nunsiu Apostoliku, Mosnhor Francisco Canalini, ami haruka surat ida, hosi Padre Eligio Locatelli, ba Ai-laran, atu bele karik, hasoru malu ho Komandante Xanana Gusmão. Hetan tiha resposta pozitivo, ami ho padre José António da Costa, Secretário e Chanceler Câmara Eclesiástica Dioseze Dili, arranka ba Baucau, atu iha kalan ne’e duni, ko’alia ho Xanana Gusmão.

Apr 23, 2011

Rahasia Makam Kosong

Dapatkah kubur kosong menjadi bukti bahwa Yesus, Tuhan orang Kristen, bangkit dari kematiannya? Tidak! Kisah makam kosong tidak dapat menjadi bukti kebangkitan, tetapi merupakan konsekuensi logis dari kebangkitan. Bila Yesus bangkit, tentu saja makamnya kosong. Salahlah jika dibalik: karena makam kosong, maka Yesus bangkit (E. Martasudjita,Pr., 2001).

Malam ini kita mendengarkan kisah seputar makam kosong dan para wanita yang bingung karena Pria Agung yang mereka kuburkan lenyap ditelan kemisteriusan. Apalagi waktu itu belum dan bahkan tidak ada wartawan dan fotografer yang merekam kapan dan bagaimana tepatnya Yesus bangkit dari kubur-Nya. Kerahasiaan ini tetap menjadi milik Yesus, Bapa, dan Roh Kudus.

God is Dead

Oleh: Amo Patris Allegro 

Jumat siang. Kita kenal sebagai jumat agung. Good Friday. Hari wafatnya isa almasih. Ada banyak kenangan yang hadir kembali pada hari ini. Kisah sengsara Tuhan Kita Yesus Kristus yang dilakonkan dengan penuh semangat oleh anak-anak muda dan diikuti dengan penuh penghayatan oleh kaum tua-tua. Hari ini seperti ada duka. Seolah-olah sengsara Yesus itu suatu kutukan. Tuhan sudah mati. Marilah kita berdukacita?

Tentang Uang, Bola dan Manusia

TURUNKAN NURDIN dan NAIKKAN GAYUS!

Pernah dengar cerita tentang penjara bawah tanah ukuran 1X1 meter? Adanya di Kota Semarang, tepatnya kompleks bangunan perkereta-apian jaman belanda dengan jumlah pintu yang banyak dan sering disebut LAWANG SEWU (seribu pintu). Penjara jongkok, demikian penduduk sekitar menyebut sambil mengenang tragisnya pemerintahan kolonial dengan penegakan hukumnya yang sangat tidak manusiawi. Semua yang dihukum mati disengsarakan dengan cara demikian sebelum maut merenggutnya dalam kegelapan dan tenangnya dunia ‘bawah’ yang sadis.

Ada juga tiang-tiang gantungan yang keji tempat orang digantung dan dihukum mati. Mati tercekik di atas tiang gantungan adalah salah satu cara pembunuhan dengan menggunakan kuasa represif yang keji. Kemanusiaan terbunuh oleh tali yang menyetop hubungan dan sistem transformasi saraf dan sirkulasi darah serta keterhubungan anatomi tubuh manusia bagian tengah dan atas. Mati di penjara jongkok dan mati di tiang gantungan adalah salah satu jenis kebiadaban yang pernah menjadi tren paling modern dalam membangkitkan ketakutan masyarakat lewat shock therapy.

Apr 22, 2011

Anda ada di dalamnya???

Berhala-Berhala Kontemporer
Oleh: Ermalindo Albinus Joseph Sonbay 

Ketika Marx menyampaikan kritiknya kepada kelompok pemegang modal yang berupaya menjadi ‘tuan’ atas segala sesuatu, ia mengisi kantong serangnya dengan peluru logika. Kesenangan menimbun harta dengan terus menjadikan pekerja-pekerja teralienasi dari dirinya sendiri merupakan salah satu bentuk. Kesenangan ini kemudian dirayakan secara berlebihan dengan tidak menyertakan akal sehat. Perayaan dan pemujaan inilah yang disebut Fetisisme oleh Marx. Pesona kapital justeru memenjarakan kelas pemilik modal pada kultus a-kritis terhadap berhala-berhala yang tak memiliki dasar logis yang mereka bangun.

Marx kemudian membayangkan dengan pasti sebuah kehancuran otomatis kapitalisme di akhirnya sebagai akumulasi dari pelbagai kontroversi yang ditimbulkannya in se. Namun, kehancuran ini boleh dibilang mustahil hingga saat ini, karena kelas-kelas yang dibagi Marx dalam penguasaan produksi, kelompok marjinal dan borjuis justeru tak terpisahkan di ranah konsumsi. Akan tetapi, corak pemikiran Marx yang didasarkan pada penyembahan ‘berhala-berhala’ yang melemahkan akal manusiawi tetap menjadi peluru ampuh dalam memaknai euforia zaman yang tidak seimbang ini. Perkembangan teknologi yang didasarkan pada inovasi dan pengembangan akal budi justeru membelenggu manusia pada ketakberdayaan menemukan makna terdalam hidup.

Apr 15, 2011

Kasih Ibu Sepanjang Jalan

aku lahir dari perut ibu...
(bukan kata orang..memang betulkan?..)

bila dahaga, yang susukan aku....ibu
bila lapar,yang menyuapi aku....ibu
bila sendirian,yang selalu disamping aku....ibu
kata ibu, kata pertama yang aku sebut....ibu
bila bangun tidur, yang aku cari....ibu

bila nangis, orang yang pertama datang....ibu
bila ingin bermanja, aku dekati....ibu
bila ingin bersandar, aku duduk sebelah....ibu
bila sedih, yang dapat menghiburku hanyalah....ibu
bila nakal, yang memarahi aku....ibu




Apr 11, 2011

Recordando a Procissão do Senhor dos Passos na Paróquia de Motael (Diocese de Díli – Timor-Leste)

 
Um dos momentos mais significativos e luminosos da História da Salvação é a Paixão de Jesus Cristo, ou seja os acontecimentos que marcaram os últimos dias da vida de Jesus, desde a última Ceia até à sua condenação, crucifixão e sepultura.

Caríssimos irmãos: os momentos de sofrimento de Nosso senhor Jesus começam na última ceia: Jesus lava os pés dos seus discípulos, toma o pão nas suas mãos, o abençoa, parte e distribui aos discípulos. Tomando o cálix de vinho, diz: Este é o sangue da nova aliança, que será derramado por vos e por todos para a remissão dos pecados. Neste Gesto cheio de significado e profundidade, Nosso Senhor entrega-nos a sua própria vida, o seu corpo, o seu sangue, toda a sua pessoa.

Para obedecer à vontade do Pai, Jesus ao monte das Oliveiras, fazer a sua oração: Getsémani é o horto das oliveiras, o horto da angústia, o horto do sono dos discípulos. No Getsémani Jesus experimenta quanto é difícil a obediência, a aceitação da vontade do Pai. No Getsémani, os discípulos dormem, enquanto Jesus ora. Os discípulos são incapazes de velar e acompanhar a agonia do Mestre, a sua solidão, a sua aceitação do cálice amargo da Paixão. Entretanto chega um dos seus discípulos, Judas Iscariotes que cumprimenta: Mestre, e dá-lhe um beijo de traição. È terrível sentir-se atraiçoado, vendido por uma migo. Nunca se poderá justificar a primazia do dinheiro sobre a amizade verdadeira, o amor. Judas estava na ceia com Cristo e em companhia dos Apóstolos; ninguém adivinhava o que ia fazer. E saiu para a noite negra da traição. Judas deu um falso beijo para entregar o Mestre, prostituindo o sinal nobre do amor. Beijou para atraiçoar.
 

DOCUMENTO SARZEDAS – 200 ANOS DE EXISTÊNCIA

 
Entre 1512 e1513, Francisco Rodrigues, o jovem cartógrafo português que tinha ido na nau de António de Abreu para descoberta das Ilhas Molucas, fez um desenho das ilhas visitadas, e entre elas aparece o mapa de Timor. Mas não se sabe exactamente o ano da descoberta da Ilha de Timor pelos navegadores portugueses. Sabe-se que em 1514, Rui de Brito Patalim, capitão de Malaca, escrevendo ao rei de Portugal, Dom Manuel I, dizia que Timor era “uma ilha além de Jawa, tinha muito sândalo, muito mel, muita cera”. Em 1522, a nau Vitoria sob o comando do espanhol Juan del Cano, tinha aportado às costas de Timor para a recolha de provisões. O cronista António Pigaffeta fala de encontro dos marinheiros com o chefe de Amaban, na costa norte, e na costa sul, tinham ouvido falar de quatro reis que eram irmãos: os reis de Cabanaza, Suai, Oebich e Likusaen.

Na segunda metade do século XVI, aparecem as primeiras referências sobre Timor nas crónicas dos frades dominicanos. Ao longo do século XVII, eram muitas as descrições sobre o trabalho dos missionários dominicanos em Timor. Basta lembrar a Historia de São Domingos, da autoria dos frades Lucas de Santa Catarina, Luís de Sousa, João dos Santos. Ao longo do século XVII, sobretudo, a partir de 1702, no começo do governo António Coelho Guerreiro, o material escrito sobre Timor era mais abundante. Os relatórios dos governadores eram enviados a Goa em navios que levavam meses até chegar ao seu destino. Porém, até os inícios do século XIX não havia um documento sobre Timor que fosse de uma estrutura bem elaborada.
 

Mengenal, Mencintai dan Membangun Timor

Oleh: Nuel Lelo Talok

Abad-abad berlalu. Jutaan bahkan miliaran manusia dan pelbagai makhluk lainnya, lahir, tumbuh, hidup, berkembang, kemudian mati di tanah ini. Musim kemarau, alam menjadi kering kerontang, hawa panas menyengat. Tiba musim hujan, semua tumbuh menghijau, hawa sejuk, alam menjadi asri, teduh, tenang, keceriaan dan kehangatan hati terpantul lewat senyuman polos nan bahagia, ketika musim panen jagung muda tiba. Toh kadang angin badai, dingin, gagal panen, banjir, longsor, gunung meletus, gempa, kebakaran, pembunuhan, perang saudara terjadi di pulau ini.

Ya, begitu banyak waktu, kejadian dan tak terhitunglah penghuni pulau ini. Begitu tidak bisa terekam semuanya. Namun, sebagai generasi muda Tanah Timor di masa sekarang dan di sini (hic at nunc), marilah kita mencoba menoleh ke belakang, mengolah batin sejenak dan berfikir secara matang di masa sekarang, demi menyongsong masa depan yang jauh lebih cerah bagi kita penghuni bumi Timor, demi kehormatan leluhur di masa lampau dan demi kesejahteraan anak cucu kita tercinta kelak.

Entahlah kapan dan siapa pertama kalinya menyebut pulau ini TIMOR!

 

Likurai

Puisi: Nuel Lelo Talok

Wajah-wajah ayu itu telah berdandan
Membalut diri dengan kebaya cantik dan tais futus(1)
Bermahkotakan kaebauk(2)
Di dada tergantung belak(3)
Di leher terjuntai morten(4)
Tangan berhiaskan riti(5)
Aduh moleknya Ina no Bete sia(6)
Pesta pun siap dimulai!
Kesusahan hidup akan dilupakan untuk sehari itu
Mengapit tihar(7) di ketiak
Membawa serta tala(8)
Menabuhnya
Meritmikkannya dengan penuh seni
Bernas
Sakral
Bahagia
Mulia
Hentakkan kaki dan lenturkan tubuh
Menari-nari
Berayun-ayun
Menantang kaum pria
Kaum pria mana tahan?
"Ayo kita pun ikut haksoke(9)”
Dan suasana pun riuh rendah
Beria-ria
Lupa waktu
Lupa derita
Sampai ekstasì

Apr 9, 2011

Kisah Pahlawan Sejati (tak lekang oleh waktu)


Oleh: Ermalindo Albinus Joseph Sonbay

Psing... Psing... Psing... Bunyi ribut uap panas yang terbentur di dinding box aluminium terdengar di kejauhan. Makin lama makin dekat dan tentunya makin membuat bising. Saya coba keluar rumah dan ternyata ada penjual kue putu pikulan yang lewat menjajakan dagangannya. Sepintas saya tak tergerak untuk membeli kue ini, namun karena perut sudah kosong dan sudah saatnya harus diisi dengan sedikit cemilan, pilihan membeli kue putu pun tak dapat ditolak. Lagian penjaja asongan lainnya belum lewat. Sementara memesan, pak Aris (51) bapak tiga anak dan kakek dua cucu ini mulai menceritakan kisah-kasihnya berjualan kue putu. Sedikit saja saya melontarkan tanya soal suka-dukanya, pak Aris langsung bercerita panjang.

“Saya berjualan kue putu sejak 1980. Waktu itu saya sempat jadi kuli bangunan, namun karena pekerjaan ayah saya tidak ada yang nerusin akhirnya saya terpaksa mewarisi kerjaan ayah. Ayah merupakan penjaja kue putu pertama di wilayah Pondok Ranggon dan Kranggan. Ia berjualan sejak masih muda, waktu itu wilayah sini masih hutan semua,” kenang pak Aris.

IELTS tips from successful students’ trainer

IELTS tips from successful students’ trainer

Apr 8, 2011

The five things about IELTS that people are most afraid of – and how to overcome Them



Article contributed by Simone Braverman, IELTS-Blog.com

Nobody likes exams. They make people nervous and uncomfortable. They undermine students’ confidence and stress them out. In the most extreme cases people simply panic and lose the ability to think clearly.

IELTS is no different and for many people that is a problem. There are many parts of IELTS that can be intimidating unless you know how to handle them. People are afraid of the unknown, and the solution is to get familiar with all the “scary” aspects of the IELTS exam. Take the element of surprise out of IELTS and these fears will fade away.

Here are the 5 things people are afraid of the most about IELTS:

Apr 7, 2011

ISSUE UNTL vs UNTAS : Pe. Neonbasu: Dosa Besar Manipulasi Tulisan Orang, Filomeno: “Kami Siap Dialog Dengan Mahasiswa UNTL”


ATAMBUA-Ketua Komisi Sosial Budaya Dewan Riset Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Pastor Gregorius Neonbasu, SVD, Ph.D menegaskan dirinya mengutuk orang yang memanipulasi tulisannya soal UNTAS (Uni Timor Aswain) dan menilai perbuatan seperti itu adalah dosa besar dan melanggar hukum.

“Saya kutuk mereka yang memanipulasi tulisan saya dan saya akan tuntut mereka secara hukum,” kata Pastor Neonbasu menjawab koran ini ketika dihubungi via telepon selularnya di Kupang, Jumat (1/4) malam.

Direktur Puslit MANSENSAE Kupang ini juga mengatakan memalsukan karya orang lain untuk kepentingan politik tertentu adalah dosa dan melawan hukum. “Saya baru tahu kalau tulisan saya tentang UNTAS dimanipulasi di Timor Leste. Baik, saya akan pelajari dulu baru saya sampaikan sikap saya melalui koran Anda,” tuturnya.

Tebes ou Bosok UNTAS iha Parlamentu e Governu? (updated)

Ohin loron seguransa ho estabilidade iha Timor-Leste lao diak tebes. Ema livre lao kalan to’o loron. Agrikultores sira bele halo nia natar ho tos ho hakmatek. Komersiantes sira faan ninia sasan ho livre. Faan nain sira ain lima bele faan ninia sasan hosi kalan to’o dader ho hakmatek. La iha krimi bot sira. Iha krimi kikuan balu maibe sei iha limite normal nia laran. Karik ita kompara ho rai sira iha Afrika, Amerika Latina e Asia balu, Timor-Leste nia seguransa ho estabilidade sei diak liu rai barak nian. Timor-Leste esforsa an nafatin hodi hametin liu tan ninia seguransa ho estabilidade hodi fo fatin ba dezenvolvimentu nasional, dezenvolvimentu nebe sei lori moris diak ho hakmatek ba Timor oan tomak.

 

Valoriza Ita Nia Literária Rasik: Udan Foho Ninian

Valoriza Ita Nia Literária Rasik: Udan Foho Ninian: Tanba rai ne'ebe kikoan Bainhira lilin rate nian nabeen Buang sira re'in malu, Kalohan sira bidu iha leten aas ba,..."

Kisah Lucu Dalam Derita Perjuangan Kemerdekaan TL

"Kamu pun Kurang Ajar, Itu Juga Indonesia punya".


Adalah seorang pemuda Timor Leste, baru saja kembali menghantarkan bekal/makanan ke hutan belantara untuk para gerilyawan. Setelah berhasil menyelundupkan makanan ke hutan melalui para stafet jaringan bawah tanah (klandestin), ia berjalan santai pulang melewati pos penjagaan ABRI/TNI, terlihat seperti tidak ada masalah. Tetapi dia tidak lolos dari pemeriksaan. Salah seorang angoota ABRI yang sedang bertugas, memanggil si pemuda dan memerintahkan untuk menghadap komandan.