Jan 18, 2011

Cinta itu Terus Hidup

Oleh: Selvi Stephani
dari berbagai sumber
Carmen Ruiz Perez dari Spanyol, jatuh cinta pada Steve Smith, ketika mereka bertemu 16 tahun yang lalu dalam pertukaran pelajar di Inggris. Setahun kemudian, mereka berpisah ketika program itu berakhir. Carmen kembali ke Spanyol, lalu pindah ke Prancis. Beberapa tahun kemudian Steve mengirim surat cinta untuk Carmen, ke alamat ibunya di Spanyol. Sayang, surat itu terselip di belakang perapian lebih dari satu dekade, dan baru ditemukan ketika rumah itu di renovasi. Akhirnya, walaupun belasan tahun telah berlalu, cinta mereka bertaut kembali. Mereka pun menikah pada Juli 2009.


Kerap kali cinta suami istri menggebu di awal, tetapi luntur seiring berlalunya waktu. Bisa karena cinta hanya untuk memuaskan nafsu, mengangkat gengsi, mengisi hati yang sepi atau, cinta dianggap barang, menarik dan enak dipakai ketika masih baru. Lalu bisa dibuang jika sudah bosan, untuk diganti yang baru. Atau, ketika kelemahan pasangan tampak, lunturlah cinta. Padahal kelemahan dan kekurangan seharusnya menyatukan pasangan, karena timbul kebutuhan untuk saling menopang.

Salomo yang diyakini menuliskan Kidung Agung, mengungkap makna cinta sejati. Di masa jayanya, ia kerap menerima upeti dari negara tetangga, berupa gundik. Namun, cintanya terhadap sang istri (gadis mesir yang hitam manis), tetap bertahan. Cintanya kuat bagai maut. Semakin lama, semakin dekat. Bagaimana cinta kita terhadap pasangan ? Adakah cinta itu semakin kuat, khususnya saat badai menerpa ? Atau, cinta itu mulai goyah karena terkikis oleh kesibukan, kekecewaan dan tumpukan masalah kecil ? Ambillah waktu untuk hadir bagi satu sama lain, tak hanya raga, tetapi juga jiwa dan roh. Cabutlah duri yang merusak cinta, agar CINTA ITU TERUS HIDUP


" Taruhlah aku seperti materai pada hatimu, seperti materai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti mautkegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api Tuhan ! "
(Kidung Agung 8:6)

No comments: