Jan 24, 2011

Jeritan Hati Membakar Semangat Juangku

Yeni Ukat
Mahasiswi STIKES
Kediri, Jawa Timur
Sebelum saya melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Surya Mitra Husada, Kediri di Jawa Timur, saya pernah mendaftarkan diri dan lulus test di Akademi Perawatan Atambua. Tetapi tidak disetujui oleh orang tua karena alasan kesehatan saya yang kurang mendukung. Pada saat menjalani test psikost, saya jatuh sakit dan tidak menyelesaikan test dengan baik, gagal, mimpiku untuk menimba ilmu di Atambua pun sirna. 


Kegagalan ini sempat membuyarkan mimpiku untuk duduk di bangku perguruan tinggi, tetapi tidak sampai mematahkan semangatku. Saya hanya ingin melanjutkan ke Sekolah Kesehatan, meski ragu tapi saya percaya, pasti ada jalan. "Bila ada kemaun pasti ada seribu jalan, bila tak ada kemaun tentu ada seribu alasan"
Dua minggu kemudian, teman seangkatan mengajak saya mengikuti test di Politeknik Kesehatan (poltekes) Kupang. Gagal lagi, dan ini membuat aku sungguh terpukul. Saya pulang ke rumah jauh di pedalaman Timor, di kota Kefamenanu dengan beragam tanya, bersedih hati, tak tahu harus berbuat apa. 

Saya memutuskan untuk pergi dari rumah, pergi jauh ke kota Atambua untuk menyenangkan diri dan terus berharap masih bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Setelah beberapa hari, tidak ada ide baru yang ditemui, saya pun tidak tahu apa yang hendak dilakukan. Dalam keadaan sedikit frustrasi, saya mendapat telepon dari ayahku di rumah Kefamenanu. Ayah memintaku untuk segera pulang ke Kefa, tanpa berargumentasi, saya pun langusng balik ke rumah. 

Di rumah, ayah memintaku untuk packing barang-barangku, karena 2 hari lagi saya harus berangkat ke Kediri, Jawa Timur. Rasanya mau terbang, aku sangat bahagia, tetapi juga dibarengi rasa sedih yang sangat amat mendalam, karena harus kutinggalkan pulau Timor, lingkungan hidup aku, masyarakat di sekitarku, sahabat dan kenalan dan terutama orang-orang yang kusayangi, ayah dan ibu serta saudara-saudariku. 
Ini pula, pertama kali bagiku keluar jauh dari keluarga, untuk waktu yang lama, dengan satu impian meraih sukses di bidang kesehatan. 

Kediri di Jawa Timur dan pulau Jawa pada umumnya tidak pernah terbayangkan, aku hanya mengenal lewat sejarah dan geografi di pendidiakn dasar dan menengah, rasanya begitu asing bagiku untuk mengijakkan kaki di tanah seberang lautan ini. 

Akhirnya saya diterima sekolah di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Surya Mitra Husada, Kediri di Jawa Timur, dengan segala keterbatasan yang ada. Saat ini saya sedang menjalani pendidikan di Sekolah ini, dan belum pernah pulang ke kampung halaman jauh di pedalaman pulau Timor sana. 

Kehidupan sebagai mahasiswa, tentu ada banyak susah senangnya. Sebagai anak kampung yang menginjakkan kaki di pulau Jawa yang begitu padat dan berdaya saing tinggi, masih banyak hal yang perlu dikerjakan dalam segala kekurangan dan keterbatasan yang ada. 
Hidup di kos-kosan selalu menyisahkan banyak cerita, entah kekurangan makanan, lambatnya kiriman uang dari keluarga, tuntutan sekolah dengan berbagai jenis tugas, dan tentu juga gaya pergaulan di antara mahasiswa itu sendiri. 

Saya terus berjuang dengan semangat anak kampung yang pantang menyerah, terus menimba ilmu dan berbagai pengalaman baru, kian hari kian jadikan aku semakin dewasa, dalam berpikir dan bersikap. Ini memotivasiku dan terus menyalakan obor kehidupanku. 

Semoga pengalaman singkat ini, turut membantu membakar semangat saudara sedarahku di Pulau Timor, untuk terus berjuang, dan jangan pernah patah semangat meski dalam segala kesulitan, kekurangan dan keterbatasan. Kemauan kuat dibarengi kerja keras, akan mendatangkan hasil yang membahagiakan banyak orang. 

suatu pagi di Kediri, dalam sebuah refleksi pribadi

1 comment:

Liberdade said...

sebuah pengalaman inspiratif yang bermakna bagi kaum pejuang yang terhimpit segala kekurangan dan keterbatasan.

Thanks, Yeyen.