Jan 28, 2011

Cintaku Pada Mantan-Pacar

Namaku Fanta, tinggal di Lahane. Jujur saja. Aku seorang ibu rumah-tangga yang baru menikah tiga tahun yang lalu. Kini aku dikaruniai dua orang anak. Terus terang, selama ini aku menghadapi problem cinta yang sangat rumit. Dan ini sangat mengganggu hubunganku dengan suami.

Okey, aku mau ‘open’ saja. Dulu, sewaktu belum menikah dengan suami, aku pernah menjalani cinta-pertama dengan seorang cowok. Namanya Mindo. Kami pacaran selama dua tahun. Dalam hatiku, dialah pria paling ideal dalam hidupku. Cowokku itu orangnya kalem, baik-hati, dan penuh-pengertian. Setiap kali aku menyinggung perasaannya, dia selalu tersenyum-ramah dan berkata: “Sayang, aku tetap milikmu sekalipun kau jahat!” Aku sungguh bangga memiliki pria seperti dia.

Tapi anehnya, dia harus melanjutkan studinya di Jawa. Hatiku begitu hancur karena harus melepas kepergiannya dari sisiku. Detik-detik terakhir menjelang kepergiannya, aku terus menangis-pasrah dalam pelukannya. Dalam isak-tangisku malam itu, aku hanya berbisik lembut padanya: “Amor, kaulah pria terakhir dalam hidupku. Kepergianmu akan membuatku lemah dan tak-berdaya. Aku mencintamu setulus-hati.” Mindo pun nampak begitu berat meninggalkanku. Dalam belaiannya yang penuh kasih-sayang, dia hanya berbisik padaku: “Sayang, studiku adalah masa-depan kita, dan kepergianku adalah kebahagiaan kita. Kuharap kau tetap menungguku sampai aku kembali. Seandainya kau menikah sebelum aku kembali, itu berarti kau tidak menghargai cintaku yang suci.”

Sungguh. Kepergian Mindo membuat hidupku terasa hampa. Kadang kupikir dalam hati, bagaimana bisa mengobati kesendirian ini? Akankah kucari pria lain untuk sekedar simbol kehadiran Mindo di sisiku? Karena kesepian terus menyiksa batinku, maka aku terpaksa saja menerima pria lain sebagai pendampingku sementara. Tapi apa yang terjadi? Di tengah jalan, aku mengalami ‘kecelakaan’. Terpaksa aku harus menikah dengan pria yang kini jadi suamiku.

Saat-saat awal pernikahan, rumah-tangga kami begitu rukun. Tapi akhir-akhir ini suamiku mulai menunjukkan gelagat jahatnya. Sering kudengar isu kalau dia pun selingkuh dengan wanita lain. Kalau kusinggung soal perselingkuhannya, dia selalu katakan: “Itu kan gosip. Kalau kau percaya padaku, jangan dengar gosip-gosip murahan itu.” Kendati begitu, aku tetap curiga karena ada banyak informasi yang kuterima dari teman-temanku.

Masalah inilah yang membuatku muak dengan sikap dan perbuatan suamiku. Sampai saat ini aku terus membayangkan mantan pacarku Mindo. Terus terang, cintaku pada mantanku itu mulai timbul kembali. Menurut teman-temannya, dia sekarang masih mencintaiku. Saat sedang mengkhayal, selalu kutelpon Mindo, sekedar untuk merasakan kembali kisah-kasih dan romantika-cinta yang pernah kami lalui bersama waktu itu. Kini rasa cinta dan rinduku pada Mindo lebih kuat dari kasih-sayangku pada suamiku.

Pertanyaanku. Apakah aku harus bertahan dengan masalah perselingkuhan suamiku ini? Mengapa sampai saat ini rasa cintaku pada mantanku itu begitu kuat? Apa yang harus kulakukan? Dengan sikap suamiku seperti ini, apakah aku harus mencuri-waktu untuk ‘berjumpa’ dengan Mindo lagi. Sungguh, aku tak-tahan lagi kalau tanpa melepas-rindu dengan Mindo, karena sampai saat ini bayangannya selalu memenuhi seluruh pikiran dan hatiku. Tolong membantu saya atas masalah saya ini. Minta maaf kalau ­ceritaku ini terlalu panjang. Ini karena aku stress sehingga harus menceritakan secara lengkap seluruh liku-liku cintaku. Akhirnya, terima kasih atas bantuan dan pengertiannya.*
(Fanta di Lahane).
***
Bilio Sarmento
Pengasuh 'Clinic Cinta'
bilio_boeboe@yahoo.com
 Fanta yang lagi Bingung......!
Seperti Anda ceritakan, kini Anda telah bersuami dan punya dua anak. Di tahun-tahun pertama pernikahan, Anda masih mengalami kehangatan bersama suami. Tapi akhir-akhir ini kenapa koq sikap suami Anda mulai berubah. Apalagi isu perselingkuhannya yang membuat Anda bingung dan stress-berat. Sebagai kompensasi, Anda mulai merasakan kembali kebaikan mantan pacarmu Mindo.

Harus diakui bahwa tidak sedikit ibu rumah-tangga yang tentu menghadapi masalah seperti Anda. Rasa cinta pada sang suami akan sangat terganggu bila membayangkan kembali saat-saat indah sewaktu masih bersama mantan pacar. Fantasi seperti ini bisa saja membuat Anda bersikap ogah terhadap suami sekalipun suami barangkali orangnya baik-hati dan penuh-pengertian.

Kalau ditelusuri, masalah Anda ini sebenarnya bukan saja terletak pada sikap sang suami. Soal perselingkuhannya, itu kan cuma isu atau gosip. Kecuali ketangkap-basah kalau suami Anda terang-terangan main-serong dan punya isteri-simpanan atau WIL (Wanita Idaman Lain). Untuk memperkuat asumsi ini, setidaknya ada dua kemungkinan penilaian.

Pertama, gejala umum yang nampak bahwa saat-saat awal hidup berumah-tangga biasanya sangat romantis, rukun, dan penuh kasih-sayang. Tapi lama-kelamaan, romantika dan kemesraan mulai luntur lantaran adanya rasa ‘bosan’ di antara suami-isteri. Mungkin rasa bosan ini juga turut berpengaruh pada penilaian Anda atas hal-hal sepele seperti isu atau gosip.

Kedua, mendengar isu perselingkuhan suami, Anda tentu cemburu, dan itu wajar. Tapi kenapa Anda mesti nekad mau kembali pada mantan-pacarmu. Bila Anda yakin bahwa tidak ada orang yang sempurna total, tentu Mindo-mu juga akan masuk dalam kategori ketidaksempurnaan.
Memang harus diakui bahwa cemburu artinya cinta jalan terus. Kalau Anda hanya cemburu pada suami tanpa harus berniat kembali pada mantan pacarmu, tentu Anda masih bisa mengubah suami secara perlahan. Fokus cinta hanya pada suami niscaya bisa mengurangi fantasi Anda tentang romantika-cinta yang pernah Anda rajut bersama mantan pacar.

Jadi, kalau Anda ingin rumah-tanggamu tetap utuh dan rukun, cobalah bicarakan masalah ini bersama suami dalam suasana yang rileks dan santai. Katakan padanya kalau Anda hanya menginginkan cintanya saja. Terbukalah padanya dari hati-ke-hati bahwa Anda tidak ingin suami jatuh ke pelukan wanita lain. Kalau dia sadar, tentu kesalahannya pun akan diungkapkannya sendiri pada Anda. Ini merupakan salah satu bentuk pendidikan keluarga di mana sang isteri bisa mengubah dan ‘mendidik’ suami dan sebaliknya.

Selain itu, masih ada suasana lain yang dianggap sangat unik guna menunjang keterbukaan antara Anda dan sang suami. Kata orang bijak, ‘ruang-kelas’ yang paling spesial bagi suami-isteri adalah tempat-tidur. Artinya, selama masa persiapan sebelum upacara dimulai, Anda mesti berusaha mengevaluasi dan mengoreksi suamimu dengan kata-kata yang halus nan lembut. Tentu sang suami pun akan terbuka pada Anda dalam suasana spesial seperti itu.

Mungkin harus dikatakan bahwa ‘ruang-kelas’ seperti itulah yang dianggap menjadi basis alternatif bagi pendidikan keluarga yang ideal. Jadi, kalau Anda ingin keluargamu tetap utuh dan bahagia, tentu langkah-langkah seperti ini akan sangat membantu. Dan kalau Anda tetap mencintai suami dengan sepenuh-hati, tentu fantasi-indah pada mantan-pacarmu bakal lenyap bersama waktu.

Semoga resep di atas bisa menuntun Anda menuju keluarga yang rukun dan harmonis bersama sang suami tercinta. Terima kasih.....!!!


Kolom “Klinik Cinta” ini telah diterbitkan di 
majalah Time Timor, Dili, No. 04, Th. II / March 2007, hal. 26-27.

No comments: